Ø Tujuan yang
jelas
Ø Fokus pada
pencapaian hasil
Ø Rencana
untuk mencapai tujuan
Ø Pembagian
peran dan tanggung jawab yang jelas
Ø Komitmen
untuk mencapai tujuan bersama
Ø Anggota tim
yang kompeten
Ø Pengambilan
keputusan berdasarkan konsensus
Ø Setiap
anggota tim memiliki peran yang berbeda
Ø Kemampuan
interpersonal yang efektif di antara anggota tim
Ø Hubungan
yang efektif dengan pemilik kepentingan (stakeholder)
Ø Semangat
kerja yang tinggi
Ø Iklim
hubungan yang bersifat informal
Ø Dukungan
dari manajemen
Ø Keterbukaan
pada ide-ide baru
Ø Penilaian
kinerja secara periodik
Ø Pengakuan
atau keberhasilan anggota tim
Ø Kepemimpinan
bersama
Ø Ukuran tim
yang relatif kecil
Ø Sumber daya
yang cukup
3. Langkah membangun tim yang efektif :
ü Tetapkan
tujuan bersama
Tujuan ini
dapat berupa visi bersama dari seluruh anggota tim, bukan hanya target tertentu
atau sasaran jangka pendek
ü Evaluasi
kekuatan dan kelemahan tim
Dengan
tujuan agar ketua tum dapat mencari cara untuk mengompensasikan kelemahan yang
dimiliki oleh tim, setidaknya dapat mengurangi kelemahan, jika tidak mungkin
untuk menghilangkannya secara keseluruhan.
ü Tetapkan
sasaran-sasaran individual
Agar
pemimpin dapat menetapkan ukuran keberhasilan tim, target individual harus
merupakan target yang nyata dan dapat dicapai, mudah dimengerti dan
dikomunikasikan dengan seluruh anggota tim
ü Kesepakatan
Sehingga
seluruh anggota tim memahami makna tujuan untuk mencapai target serta visi yang
lebih besar lagi
ü Kesediaan
bertanggung jawab
Bertanggung
jawab atas keberhasilan tim, termasuk juga atas keberhasilan masing-masing
anggota tim.
ü Bangun rasa
saling percaya
Sehingga
akan tumbuh integritas, karakter dan kemampuan masing-masing anggota tim,
sehingga keberhasilan tim akan tercapai.
ü Pelihara
kemampuan spesifik
Kemampuan spesifik yang dibutuhkan sebuah tim adalah
:
- Technical
Expertise
- Problem
Solving skill and Decision making skills
-
Interpersonal Skills
ü Kembangkan
pelatihan terus-menerus
Disertai
juga penyediaan sumber daya yang cukup, agar tugas dan tanggung jawab mampu
dilaksanakan dengan baik.
ü Hargai
setiap keberhasilan
Berikan
penghargaan untuk setiap keberhasilan, sekecil apapun.
Membangun sebuah tim yang efektif
tidak semudah membalikan telapak tangan, dibutuhkan waktu yang lama, bekerja
keras dan penghargaan untuk memelihara moral tim
4.
Langkah untuk meminimalkan
emosi negatif :
a)
Mendorong
ekspresi emosi
Dengan
mengekspresikan emosi, ketegangan yang mengganggu lawan bicara kita untuk
berpikir jernih dan positif akan tersalurkan
b)
Dorong
lawan bicara kita menyadari perasaannya
Dengan
menyadari perasaannya, seseorang akan lebih mudah mengelolanya untuk menjadi
positif
c)
Menerima
emosinya
Penerimaan
yang utuh akan membuat lawan bicara kita mempunyai ruang yang luas untuk
menyadari dan mengelol emosinya serta membuka diri terhadap bantuan kita
BAB VI : MENGELOLA
KONFLIK
LATIHAN 6
Pertanyaan :
1. Sebutkan manfaat konflik?
2. Sebutkan dampak buruk konflik?
3. Sebutkan penyebab terjadinya konflik?
4. Jelaskan dengan singkat cara menyelesaikan konflik secara
efektif?
Jawaban :
1.
Manfaat Konflik :
v Motivasi
meningkat
v Identifikasi
masalah/pemecahan meningkat
v Ikatan
kelompok lebih erat
v Penyesuaian
diri pada kenyataan
v Pengetahuan/Ketrampilan
meningkat
v Kreativitas
meningkat
v Membantu
upaya mencapai tujuan
v mendorong
pertumbuhan
2.
Dampak buruk konflik :
·
Produktivitas menurun
·
Kepercayaan merosot
·
Pembentukan kubu-kubu
·
Informasi dirahasiakan dan arus komunikasi berkurang
·
Timbul masalah moral
·
Waktu terbuang sia-sia
·
Proses pengambilan keputusan tertunda
3.
Penyebab terjadinya konflik :
o Perbedaan individu yang meliputi
perbedaan pendirian dan perasaan.
Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya,
setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan
lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang
nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani
hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Misalnya,
ketika berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap
warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu karena berisik, tetapi
ada pula yang merasa terhibur.
o Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga
membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.
Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan
pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang
berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat
memicu konflik.
o Perbedaan kepentingan antara individu
atau kelompok.
Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar
belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan,
masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda.
Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang
berbeda-beda.
o Perubahan-perubahan nilai yang cepat
dan mendadak dalam masyarakat.
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar
terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak,
perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada
masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan
memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional
yang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai
masyarakat industri. Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai
kegotongroyongan berganti menjadi nilai kontrak kerja dengan upah yang
disesuaikan menurut jenis pekerjaannya.
o Struktur Organisasi
Di dalam setiap organisasi, ketidakjelasan struktur,
peran maupun hal-hal yang terkait dengan posisi struktur memungkinkan muncuknya
konflik.
4.
Cara
menyelesaikan konflik secara efektif :
-
Bersikap proaktif
Setiap anggota tim harus turut aktif dalam
menyelesaian konflik secara proaktif.
-
Komunikasi
Komunikasi yang lancar dapat menghindari diri
dari kesalahpahaman sehingga lebih mudah dalam menyelesaikan konflik yang
timbul.
-
Keterbukaan
Setiap anggota harus terbuka supaya konflik tidak
berlarut-larut dan dapat diselesaikan dengan baik. Dengan keterbukaan konflik
yang terjadi dapat ditangani sehingga menjadi konflik yang fungsional.
-
Cari tahu akar masalah
Anggota tim harus dapat mencari tahu sumber atau
penyebab konflik, supaya kita kita tahu cara menyelesaikan konflik tersebut.
-
Bersikap fleksibel
Anggota tim harus bersikap fleksibel, sehingga
selalu ada jalan untuk memecahkan konflik yang terjadi.
-
Harus adil
Bersikap adil artinya menempatkan diri
kita dengan netral. Kita tidak boleh memihak pada salah satu pihak yang
terlibat konflik, apalagi memperkeruh suasana.
-
Bersekutu
Untuk menyelesaikan konflik kita harus mempunyai
sikap bersekutu, sehingga tidak ada pihak-pihak yang merasa dirugikan.
Berpikirlah menang – menang, dan jangan hanya mau menang sendiri.
TUGAS
KECAKAPAN ANTAR PERSONAL
1. Seiring dengan kemajuan teknologi informasi, dibutuhkan tim
yang secara fisik berada di tempat yang berbeda-beda dan berjauhan tempatnya,
tetapi melakukan jenis pekerjaan yang sama, bagaimanakah kemungkinannya menurut
anda. Jelaskan berdasarkan teori yang pernah anda pelajari !
2.
Bekerja di dalam tim
membutuhkan berbagai kemampuan, agar tim dapat mencapai target dan tujuan yang
telah direncanakan. Menurut anda, kemampuan apa sajakah yang diperlukan agar
anda dapat bekerja sama dengan baik di dalam tim kerja anda ? Jelaskan
berdasarkan modul yang telah anda pelajari !
3.
Tidak jarang dalam
tim terjadi keretakan bahkan konflik, jika anda pimpinan tim tersebut, apa yang
akan anda lakukan ? Jelaskan berdasarkan modul yang telah anda pelajari!
4.
Selain membawa
kerugian, konflik juga akan membawa keuntungan. Jelaskan bagaimana manajemen
konflik yang anda lakukan agar konflik yang terjadi dalam pekerjaan yang
menjadi tanggung jawab anda dapat membawa keuntungan.
5.
Baca, renungkan, dan
kutip dan jawablah, soal refleksi di halaman 108-112. Lampirkan pada jawaban
tugas ini.
Jawaban :
1.
Menurut saya, meskipun secara secara
fisik tim itu berada di tempat yang berbeda-beda dan berjauhan tempatnya,
melakukan jenis pekerjaan yang sama, namun tujuan tim akan tetap tercapai
apabila setiap individu memegang kuat peran dan tanggungjawabnya.
Tim itu berkembang
selalu dinamis selalu memperbaharui peran dan
tanggungjawab
anggotanya sesuai dengan perubahan tuntutan, sasaran, dan teknologi tentunya.
Jadi bukan halangan misal secara fisik mereka terpisahkan. Yang penting tetap
saling mendukung sehingga tim akan tercipta suasana saling ketergantungan dalam
arti positif dan produktif, karena saat tim berhasil mencapai sebuah prestasi,
pada hakikatnya itu adalah kemenangan individu-individu secara kolektif.
2.
Kemampuan yang diperlukan agar dapat bekerja sama dengan
baik di dalam tim kerja antara lain :
a)
Kemampuan Berpikir
Positif
Berpikir positif berarti
menjauhkan diri dari segala bentuk prasangka buruk, baik terhadap seseorang
maupun obyek tertentu. Seseorang yang suka berprasangka buruk mudah sekali
kehilangan peluang, kurang berhasil dalam relasi sosial, dan mudah mendatangkan
masalah dalam kehidupan organisasi atau dalam sebuah tim.
b)
Kemampuan
Menetapkan Tujuan
Kemampuan menetapkan tujuan
sangat mendasar dalam mendesain sukses seseorang. Tujuan merupakan pedoman yang
mengarahkan seseorang untuk mengambil tindakan-tindakan yang tepat dan terukur.
Tujuan mengontrol atau mengawasi perilaku seseorang. Dan tujuan memberi
kekuatan untuk maju dan mengalahkan berbagai rintangan.
Jika seseorang gagal menetapkan
tujuan, maka ia bergerak tanpa arah. Dalam kehidupannya, orang ini tidak tahu
mau kemana dan sudah sampai tahap mana. Pada tahap yang sangat kronos, orang
tanpa tujuan sama artinya dengan orang yang kehilangan kepribadian.
c)
Kemampuan Bekerjasama
Dalam banyak kisah kesuksesan,
hampir menjadi kebenaran umum bahwa sukses seseorang selalu diraih berkat
bantuan atau kerjasama dengan orang lain. Jarang sekali sebuah kesuksesan
diraih murni dari usaha sendiri. Bahkan seorang seniman yang paling eksentrik
sekalipun membutuhkan kerjasama dengan orang lain supaya karya-karyanya
dihargai dengan layak.
Sukses selalu membutuhkan
kemampuan bekerjasama. Ini berarti ada proses saling memberi, saling mendukung,
saling melengkapi, dan bergerak bersama-sama menuju suatu tujuan.
d)
Kemampuan
Mengendalikan Tekanan
Tangga kesuksesan biasanya
harus ditapaki dengan berbagai beban dan gangguan di sekelilingnya. Jarang
sekali kesuksesan bisa diperoleh 100% dengan gratis. Dalam bidang yang sangat
kompetitif, tahapan-tahapan kesuksesan sering mendatangkan beban atau tekanan
psikologis yang luar biasa. Maka, para pejuang kesuksesan harus memiliki
mekanisme dalam mengelola tekanan tersebut.
e)
Kemampuan Berpikir
dan Bertindak Kreatif
Tak dipungkiri, kreatifitas
menjadi biang dinamika peradaban. Pribadi-pribadi kreatif mampu memformulasikan
sesuatu yang baru, memodifikasi sesuatu yang lama menjadi baru, dan bisa
mencipta dari sesuatu yang belum ada menjadi ada. Di era yang serba instan dan
kompetitif ini, pola-pola lama sering tidak memadai lagi sebagai andalan
bersaing. Di sinilah dibutuhkan cara-cara berpikir yang segar serta diikuti
dengan tindakan yang tepat. Kisah sukses sering diawali dengan cara berpikir
yang sederhana namun kreatif.
f)
Kemampuan
Bertindak Tepat
Sesuatu
yang bernilai jadi tidak bernilai jika tidak ada pada waktu dan tempat yang
tepat. Begitu juga sebuah tindakan. Dalam kehidupan, berhasil tidaknya kita
sangat ditentukan oleh ketepatan tindakan yang kita ambil, baik dari sisi jenis
maupun waktu bertindaknya.
Orang-orang sukses biasanya
memiliki kemampuan mengambil tindakan yang tepat serta pada waktu yang
dibutuhkan, terutama sekali karena mereka telah berulang kali menghadapi
situasi serupa. Kemampuan instingtif atau feeling mereka terlatih oleh tantangan
demi tantangan yang berhasil mereka taklukan. Ini sekaligus menunjukkan hukum
kesuksesan yang sejatinya memang tidak bisa diperoleh secara instan.
g)
Kemampuan
Mencintai
Nah, yang lebih menarik lagi
adalah bahwa orang-orang sukses selalu memiliki kemampuan untuk mencintai apa
saja yang diyakini dan yang dilakukannya. Kecintaan tersebut membuat mereka
mencurahkan perhatian, tenaga, dan usaha dengan sepenuh hati. Kemampuan itu
pula yang membuat mereka tahan banting dan bersemangat mengalahkan setiap tantangan.
h)
Kemampuan Memimpin
Sulit dipungkiri, orang-orang
sukses adalah mereka yang memiliki kemampuan mengorganisasikan dan
mendayagunakan tenaga atau pikiran orang lain menuju suatu tujuan tertentu.
Sesederhana apa pun pribadi seseorang yang sukses, ia berpeluang menjadi
seorang pemimpin.
3.
Jika Saya seorang pimpinan dalam tim dan ada
keretakan atau konflik maka cara yang akan saya lakukan adalah :
• Kita harus
berperan sebagai Mediator dalam, kita seharusnya lebih netral dan tidak
berpihak pada anggota yang berkonflik. Memberikan kesempatan pada kedua pihak
mengambil waktu untuk memikirkan hal ini dan menentukan tanggal untuk melakukan
diskusi.
-
Kemudian perlu mengidentifikasi konflik secara sebenarnya.
-
Langkah ini dalam kegiatan penelitian sering disebut
dengan identifikasi masalah (akar dari masalah tersebut)
-
Mendengarkan pendapat dari seluruh anggota tim,
namun harus berhati-hati untuk menghindari pendapat benar dan salah. Kita
fokuskan pembicaraan pada fakta dan perilaku bukan pada perasaan atau unsur
pribadi. Hindari mencaricari kesalahan orang lain, tetapi temukan mana yang
terbaik jika dipandang dari sisi positif.
-
Bersama
mencari cara penyelesaian konflik, karena pemimpin tim tidak bisa bekerja
sendiri. Setelah mendapatkan kesepakatan akan solusi, maka kita tidak harus
memaksakan karena akan berakibat fatal, harus berdasarkan mufakat dan diterima
semua anggota dengan baik.
4.
Manajemen
bagaimana agar konflik bisa memberikan keuntungan :
o Motivasi
meningkat
o Identifikasi
masalah/pemecahan meningkat
o Ikatan
kelompok lebih erat
o Penyesuaian
diri pada kenyataan
o Pengetahuan/Ketrampilan
meningkatKreativitas meningkat
o Membantu
upaya mencapai tujuan
o Mendorong
pertumbuhan
Memang kita
sadari, munculnya konflik memang dapat membawa hal yang positif maupun hal yang
negatif bergantung pada sifat dan intensitas daripada konflik tersebut.
Sedikitnya
konflik yang muncul dalam suatu tim kadang menyebabkan tim tersebut memiliki
kekurangan dalam kreatifitas, kurang cepatnya dalam pengambilan keputusan dan
cenderung untuk melewati deadline yang ditetapkan.
Keberadaan
suatu konflik memang harus dimunculkan dalam sebagai bagian dari pembelajaran
untuk mengetahui apa yang tidak sesuai dan bagaimana memperbaikinya. Jadi kita
harus menangani konflik secara konstruktif sehingga perbedaan yang muncul akan dapat
membawa hasil yang baik dan menghasilkan suatu keputusan yang inovatif.
Terima Kasih -